Roda gerinda banyak dijual
dipasaran. Roda gerinda ini kebanyakan dibengkel – bengkel, terutama bengkel
pengerjaan logam. Pada umumnya roda gerinda disebut juga batu gerinda.
Dalam
penjelasan buku ini nama btu gerinda disebut juga roda gerinda, terjemahan dari
“grinding wheel”. Sesuai dengan bentuknya yang seperti roda, maka kerjanya
berputar.
Roda gerinda
ini sebenarnya juga menyayat sebagaimana proses penyayatan pada pisau fris,
tetapi penyayatannya juga sangat halus, dan tatalnya tidak terlihat sebagaimana
terlihat pada mesin fris. Tetapi pada proses penggrindaan ini sangat kecil
(lembut) sehingga terlihat seperti debu atau pasir. Apabila kita perbesar
penyayatan ini akan terlihat seperti gambar dibawah ini. (gambar 1.1)
Gambar
1.1.
Penyayatan
Gerinda
Dari berbagai
bentuk roda gerinda sebenarnya bahan utamanya terdiri atas dua jenis bahan
pokok, yaitu butiran-butiran bahan asah , dan perekat (bond). Kedua jenis
bahan pokok itu dicampur menjadi satu.
a.
Butiran-butiran
Bahan Asahan
Seperti
telah kita ketahui bahwa pada proses pekerjaan logam, misalnya dengan
menggunakan mesin bubut, tingkat kekerasan pahat bubut yang dipakai akan
disesuaikan dengan kekerasan bahan yang dikerjakan. Demikian juga pada pengerjaan
penggrindaan bahan yang dibuat dari jenis dan kekerasan yang berbeda-beda, akan
terpilih bahan asah yang cocok. Bahan atau benda kerja yang biasa dikerjakan
antara lain : besi, baja lunak, baja keras, baja anti karat ( stainles steel ),
batu dan kaca.
1)
Jenis bahan asahan
Untuk memenuhi kebutuhan pengerjaan penggrindaan terhadap
jenis bahan yang berbeda-beda itu, butiran-butiran bahan asahan trsebut
dibedakan dalam 3 jenis, yaitu oksida aluminium (alumunium oxide), karbida
silisium (Silicon carbide), dan intan (diamond).
a)
Oksida aluminium
Bahan asahan oksida aluminium terbuat dari bahan bauksit. Bahan asahan ini
merupakan bahan asahan paling banyak digunakan karena memenuhi fungsi-fungsi
untuk menggerinda bahan-bahan yang banyak dipakai untuk pengerjaan secara umum.
Bahan yang digerinda itu antara lain baja, besi kasar, besi tempa, baja
perkakas, bronze dan bahan-bahan lainnya yang sejenis.
Tingat kekerasan butiran bahan asahan oksida aluminium
ini termasuk bahan yang paling lunak, apabila dibandingkan dengan kekerasan
butiran bahan asahan yang lainnya.
b)
Karbida silisium
Karbida silisium (SIC) ini merupakan bahan asah yang sangat keras yang
dibandingkan dengan bahn asahan oksida aluminium serta mempunyai sifat yang
sangat rapuh dan tajam sekali. Bahan sahan ini terbuat dari pasir silika dan
arang batu, digunakan untuk menggerinda bahan – bahn seperti : besi tuang,
kuningan, perunngu, tembaga alumunium batu, karet, plastik, baja puith (
stainles steel), dan karbida semen (cementit carbide).
c)
Intan
Sesuai dengan nama bahannya asahan ini terbuat dari intan
(diamond), dan merupakn bahan asahan yang paling keras. Roda gerinda ini
digunakan untuk menggerinda bahan-bahan seperti karbida semen , keramik, kaca,
granit, kuarsa, marmer, dan batu-batu permata. Pemsangan intan pada roda
gerinda disesuaikan dengan diameter roda gerinda dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
(1)
Roda gerinda dengan diameter 13mm kebawah, intan dipasang
pada seluruh roda gerinda itu ( lihat
gambar dibawah ini )
(2)
Roda gerinda dengan diameter 13mm keatas, intan dipasang
pada permukaan pemotong saja (lihat gambar)
Ketebalan intang yang dipasang pada roda gerinda berkisar
antara : 1,5mm,3mm,dan 6mm.
Persentase isi intan pada roda gerinda menunjukkan tinggi
rendahnya konsentrasi intan itu sendiri. Konsentrasi rendah 25, konsentrasi
sedang 50, dan konsentrasi tinggi 100. semakin tinggi angka konsentrasi semakin
banyak kandungan intannya demikian juga sebaliknya.
2)
Ukuran butiran bahan asahan
Semua
jenis bahan asah roda gerinda sebelum dibuat menjadi roda gerinda, terlebih
dahulu dipilih dan disaring untuk mendapatkan ukuran butiran tertentu yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Ukuaran saringan (ayakan) dibuat bertingkat yaitu
dari yang halus sampai yang kasar. Ukuran saringan ini menunjukkan jumlah atau
banyaknya lubang mata jala dalam ukuran panjang pada setiap panjang satu inci.
Ukuran ini bukan menunjukkan setiap luas atau isi. Bila juga disebutkan jumlah
satu baris lubang dalam satu inchi. Fungsi saringan adalah untuk memisahkan
ukuran-ukuran butiran yang berbeda ( lihat gambar 1.4 )
Berdasarkan
besarnya ukuran butiran asah dapat dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok
kasar, halus, sangat halus, samapai tepung. Daftar kelompok disajikan pada
tabel dibawah ini.
Tabel 1.1.
Ukuran Bahan Asahan
KASAR
|
SEDANG
|
HALUS
|
SANGAT HALUS
|
TEPUNG
|
1
12
14
16
20
24
|
30
36
46
60
-
-
|
70
80
90
100
120
-
|
150
180
220
240
-
-
|
280
320
400
500
600
800
1200
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat dibaca bahwa ukuran butiran bahan asahan itu berkisar dari
kasar hinnga paling halus (tepung). Ukuran butiran paling kasar ialah 10 butir
dalam satu inchi atau diagonal yang paling panjang sama dengan 2,54mm.
Sedangkan butiran yang paling halus ialah 1200 butir setiap inchi atau diagonal
terpanjang dari butiran itu sama dengan 0,02 mm. Butiran bahan asahan kasar
digunakan untuk penggerindaan kasar, butiran halus untuk penggerindaan halus.
b.
Perekat
Dalam
roda gerinda perekat ini berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran bahan asah
agar menyatu dan tidak mudah terlepas dari butiran lainnya. Untuk memenuhi
kebutuhan perekatan terhadap jenis butiran asah yang berbeda, serta untuk
penggerindaan yang berbeda maka perekat ini dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain :
1)
Perekat tembikar (Vitrified)
2)
Perekat silikat (Silicate)
3)
Perekat bakelit
(Resinoid)
4)
Perekat karet (Rubber)
5)
Perekat embalau (Shellac)
Selain
jenis perekat yang disebutkan diatas, masih banyak lagi jenis yang lain tetapi
tidak banyak digunakan. Sebagai contoh adalah perekat untuk merekatkan butiran
asahan intan.
1)
Perekat tembikar (Vitrified)
Perekat
tembikar paling banyak digunakan, diperkirakan 75% lebih dari penggunaan
seluruh roda gerinda. Sebagai bahan pokoknya ialah keramik tanah liat. Sifat
dari perekat ini tidak pernah berubah walaupun ada pengaruh dari luar, seperti
pangaruh air, oil, atau perubahan suhu udara sehari hari.
Perekat
tembikar ini dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
a)
Jenis umum
Perekat
jenis umum (kode V) ini digunakan untuk penggerindaan yang jumlah pembuatannya
banyak dan bahan yang akan digerinda kurang sensitif terhadap panas.
b)
Jenis BE (VBE)
Perekat
jenis ini digunakan untuk penggerindaan alat-alat atau perkakas perbengkelan
yang penggerindaannya tipis.
c)
Jenis G
Perekat
jenis G (VG) ini adalah penyempurnaan jenis V, dan merupakan perbaikan dan
jenis VBE. Perekat jenis ini digunakan untuk mengikat butiran bahan asah jenis
19A dan 32A,
d)
Jenis K
Perekat
jenis K (VK) ini, dikhususkan untuk perkat butiran-butiran bahan asah yang
terbuat dari karbida silisium.
Semua
perekat jenis tembikar tidak fleksibel, artinya tidak tahan terhadap benturan.
Oleh karena itu roda gerida tipis yang digunakan untuk pemotongan kurang cocok
dibuat untuk menggunakan bahan perekat jenis tembikar ini. Bahan asah yang
dapat diikat terutama Al203 dan SiC.
2)
Perekat silikat (Silicate)
Perekat
silikat digunakan untuk pembuatan roda gerinda yang pembuatannya direncanakan
untuk mengasah bahan – bahan yang sensitif terhadap panas. Contohnya : pisau
fris, bor, pahat bubut,dll.
3)
Perekat bakelit
(Resinoid)
Perekat bakelit
digunakan untuk pembuatan roda gerinda yang mempunyai kecepatan putaran tinggi.
Sangat cocok untuk penggerindaan baja, barang tuangan, pengasah gergaji.
Kecepatan keliling permukaan roda gerinda yang disarankan 9500 kali per menit
(9500 Sfpm). Perekat ini digunakan juga untuk roda gerinda pemotong, serta
cocok untuk penggerindaan ulir. Kecepatan keliling yang disarankan 1200 Sfpm.
Karena bahan perekat ini memepunyai sifat fleksibilitas tinggi, maka banyak
digunakan pada roda-roda gerinda tipis sampai ketebalan 0,8 mm. Bahan perekat
ini diberi kode huruf B.
4)
Perekat karet (Rubber)
Perekat
karet mempunyai sifat elastisitas yang sangat tinggi, dan diberi tanda dengan
kode huruf R. Bahan perekat ini digunakan untuk roda-roda gerinda yang
digunakan untuk menggerinda pekerjaan presisi dan pekerjaan kasar. Sebagai
contoh, poros eksentrik dan pembuangan berkas – berkas pengalasan bahan
satainless. Perekat ini dapat digunakan untuk roda gerinda potong, karena gaya
elastisitas memenuhi syarat untuk roda gerinda yang tipis.
5)
Perekat embalau (Shellac)
Perekat
embalau (damar) diberi kode huruf E. Perekat ini digunakan pada roda gerinda
untuk penggerindaan yang menghasilkana permukaan yang sangat halus, lebih halus
dari pada hasil penggerindaan dengan perekat berkelit. Sebagai contoh, untuk
penggridaan poros bubungan (nok), rol kertas, permukaan pisau dan sejenisnya.
No comments:
Post a Comment