Monday 19 December 2016

BAGIAN MESIN GERINDA POROS ENGKOL DAN POROS NOK/CAM



 BAGIAN MESIN GERINDA POROS ENGKOL DAN POROS NOK/CAM

1.                   Poros
Poros dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a.                   Poros Beban (gambar 4.1)









Gambar 4.1
Poros Beban

Poros beban adalah poros yang secara khusus dipakai untuk dibebani dengan benda-benda atau bagian-bagian yang berputar. Poros beban dapat dibedakan lagi menjadi 2 macam poros, yaitu :
1)                  Poros beban tetap
2)                  Poros beban berputar
Pembebanan yang dialami oleh sebuah poros adalah lenturan dan geseran.

b.                   Poros Transmisi (gambar 4.2)
Poros transmisi banyak dipakai dalam pabrik-pabrik. Poros ini digerakkan oleh sebuah motor penggerak. Padanya terdapat roda-roda putar untuk memutar mesin-mesin gerinda tersebut





















Gambar 4.2
Poros Transmisi

2.                   Perhitungan Kekuatan Poros
Perhitungan kekuatan poros, terdiri dari :
a.                   Perhitungan kekuatan terhadap lenturan
Beban merat F yang bekerja pada tap sepanjang I menyebabkan terjadinya momen lentur pada penampang tap tersebut (gambar 4.3).










Gambar 4.3
Terjadinya momen lentur

Rumus momen lentur adalah :
Mb = Wb.sb
 
 


Dimana :
Mb = momen lentur
Wb = tahanan lentur
sb = tegangan lentur yang dibolehkan
Mengingat bahwa dalam hal ini : Mb = F X ½ I dan Wb = 0,1 d3, didapatlah :
Mb = Wb.sb
Mb = F X ½ I = 0,1 d3
F.I = 2 X 0,1 d3.sb




          F.I
d3 =   ---------
          0,2 sb
 


 









d = diameter tap dalam cm
F = beban dalam kg
I = panjang tap dalam cm
sb = tegangan lentur dalam kg/cm2

Di bawah ini daftar tegangan lentur untuk bahan poros :


Tabel 4.1
sb
BAHAN
sb DALAM kg/cm2
Baja st 60 sampai dengan st 70
600 - 800
Baja st 50
500 - 600
Baja st 41
400 - 500
Baja tuang stg 38 sampai dengan stg 45
250 - 400
Baja tuang Gy 22 sampai dengan Gy 30
150 - 200


b.                   Perhitungan tekanan bidang antara poros dan bantalan
Tekanan bidang yang bekerja antara poros dan bantalan besarnya tidak sama. Letak tekanan terbesar tergantung dari kecepatan putar dan pelumasannya. Perhitungan tekanan bidang didasarkan atas tekanan rata-rata. Bidang poros yang diperhitungkan adalah proyeksi dari bidang poros sebenarnya. Bidang proyeksi ini adalah luas bidang tengah, yaitu I X d. Dengan demikian, maka rumus untuk tekanan bidang (gambar 4.4) menjadi :
F = I.d. s0
 
 



atau
          F
d =   ---------
          I sb
 
 




d = diameter tap dalam cm
F = beban dalam kg
I = panjang tap dalam cm
s0 = tegangan bidang yang diizinkan dalam kg/cm2














Gambar 4.4
Tekanan bidang

Di bawah ini adalah tabel tegangan bidang untuk berbagai logam.
BAHAN
s0 DALAM kg/cm2
Baja keras pada baja keras
150
Baja keras pada kuningan/babit
90
Baja pada kuningan/babit
60
Baja tuang pada kuningan
30
Baja pada besi tuang
25

c.                    Perhitungan terhadap Penyaluran Panas
Antara tap dengan bantalan harus diberi pelumasan agar :
§     Mengurangi keausan tap atau bantalan
§     Mengurangi tahanan gesekan
Yang dinmaksud dengan tahanan gesekan adalah gaya yang diperlukan untuk memutar poros didalam bantalan. Karena gaya gesekan ini tergantung dari beban F dan koefisien gesek antara poros dan bantalan, maka :
Fw = f.F
 
 


Fw = gaya gesekan
f = koefisien gesek
F = berat beban

Bila poros membuat putaran sebesar n put/menit, maka tenaga yang diperlukan untuk memutar porosnya adalah :
P = Fw.pd.n
 
 


P = tenaga
pd =keliling tap/poros
n = jumlah put/menit
atau
P = f.F.pd.n
Tenaga ini diubah menjadi panas sehingga meningkatkan suhu dari bantalan. Bila beranggapan bahwa luas tap seluruhnya menyalurkan panas secara merata pada tiap-tiap cm2 per menit, maka jumlah pengeluaran panas yang dinyatakan dengan jt, adalah :
jt = P/A
P = f F pd n
A = luas = p d . I
            f F pd n               f F n
jt = ----------------- = ---------------
               pd . I                     I

Dengan demikian berarti :


f F n
l ³ ----------------
jt
 
 




l = panjang tap dalam cm
f = koefisien gesek
F = berat beban dalam kg
n = jumlah put/menit
jt = jumlah penyaluran panas dalam kg cm/cm2

3.                   Poros Engkol
Poros engkol adalah merupakan dari bagian mesin yang dipakai untuk mengubah gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan berputar. Di dalam praktek, ada 2 macam poros engkol, yaitu :
a)                   Poros engkol tunggal
Poros engkol tunggal terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol. Kedua-duanya diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan.












Gambar 4.5
Poros engkol tunggal

b)                   Poros engkol ganda
Poros engkol ganda mempunyai dua buah pipi engkol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut :









Gambar 4.6
Poros engkol ganda


4.                   Poros Nok/Cam
Tujuan dari poros nok adalah mengubah gerak putar menjadi gerak lurus. Yang berputar adalah poros nok nya, yang dihubungkan dengan poros engkol. Pada poros nok terdapat piring nok, yang bila berputar dapat mengangkat rol nok. Karena rol ini dihubungkan dengan batang, maka batang ini dapat bergerak naik turun. Untuk menjaga agar rol tersebut selalu melekat pada piring nok, dipasanglah sebuah pegas tekan. Selanjutnya batang nok dihubungkan dengan sebuah katup, sehingga katup tersebut dapat terbuka dan tertutup.

























Gambar 4.7
Poros nok

No comments:

Post a Comment