Monday 19 December 2016

CARA MENGGERINDA DENGAN MESIN GERINDA SILINDER



  CARA MENGGERINDA DENGAN MESIN GERINDA SILINDER

1.                   Cara memeriksa dan mempersiapkan mesin
a.                   Petunjuk umum
Pemeriksaan mesin sangat penting dilakukan. Hal-hal yang dilakukan dalam periksaan ini dalah memeriksa kondisi mesin dan kelengkapan peralatan. Urutan pemeriksaan ysng perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1)                   Mempelajari dengan baik buku petunjuk penggunan mesin. Sebaiknya jangan menjalankan mesin kalo kita tidak memahami cara pengoperasiannya.
2)                   Memeriksa semua tuas penggerak otomatis dan di usahakan selalu dalam kedudukan netral sebelum kita menghidupkan mesin. Begitu juga bila kita akan meninggalkan mesin, sesudah bekerja tuas-tuas harus berada dalam keadaan netral. Bila mesin langsung dijalankan sebelum diperiksa, kemungkinan meja akan bergerak begitu tombol ditekan. Akibatnya dapat terjadi benturan antara sesama bagian mesin sehingga menimbulkan kerusakan. Jika kerusakan yang terjadi sangat fatal, mesin tak dapat digunakan lagi atau sekurang-kurangnya untuk beberapa waktu selama perbaikan (penggantian) dengan yang baru. Tindakan ini merupakan pencegahan terhadap kerusakan.
3)                   Memeriksa minyak pelumas dan melumasinya lebih dahulu. Periksa ketinggian minyak pelumas melalui kaca penduga. Bila permukaan minyak pelumas berada dibawah tingi minimum, maka harus ditambah mencapai batas tinggi yang diperlukan. Bila minyak pelumas telah kotor atau menjadi encer, sebaiknya diganti dengan yang baru. Lihat buku petunjuk mengenai jenis minyak pelumas yang dianjurkan oleh pabrik pembuat mesin ini. Bila minyak pelumas itu tidak tersedia dipasaran, dapat dicari kesamannya menurut daftar minyak pelumas.
4)                   Menjalankan roda gerinda selama kurang lebih 10 menit agar terjadi kenaikan suhu pada unit kepala gerinda sampai mencapai suhu kerja normal. Pada suhu ini kepala gerinda akan memuai sehinga toleransi porosnya mencapai toleransi yang tepat. Sebelum dijalankan, supaya diperiksa dulu kondisi roda gerinda. Yang perlu diperhatikan adalah kebulatan dan ketajaman roda gerinda. Bila perlu diasah dahulu dengan intan bila kondosinya tidak memenuhi syarat. Sebaiknya menggunakan cairan pendingin waktu mengasah agar serbuk gerinda ikut terbawa cairan sehingga mudah terhisap oleh operator waktu bernafas, atau berterbangan mengenai muka dan mata. Gunakan kaca mata waktu mengasah atau membersihkan roda gerinda. Hentikan roda gerinda dan amati sisi potongnya pada saat mesin gerinda hampir berhenti. Bila kelihatan masih belum merata warnanya (kelihatan masih belang-belang) berarti roda gerinda belum bundar sehingga perlu mengulang pengasahan kembali roda gerinda agar roda gerinda tetap bundar dan bersih serta tajam.
5)                   Untuk penyelesaian terakhir, roda gerinda harus diasah kembali agar diperoleh hasil penggerindaan yang sangat halus permukaannya.
6)                   Menghentikan mesin dengan menggunkaan tombol darurat (emergency stop). Hal ini dilakukan untuk mengecek ketepatan kerja tombol ini
7)                   Memeriksa kedua center mesin terutama bagian ujung yang menopang benda kerja.
8)                   Memeriksa alat-alat bantu yang diperlukan
9)                   Memeriksa mesin apakah gerakan meja dan lainnya berlangsung mulus sebelum memasang benda kerja.

b.                   Penyetelan Peralatan
Sebelum memasang benda kera perlu diperiksa alat atau peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan yaitu :

1)                   Memeriksa senter mesin
Ada dua macam senter mesin, yaitu senter penuh dan senter setengah (gambar 4.1). Senter setengah dipasang pada kepala lepas. Bagian coakan atau lekukannya menghadap roda gerinda. Gambar 4.2 memperlihatkan keadaan keadaaan senter yang baik dan yang rusak. Bagian badan yang tirus harus dibersihkan sebelum dipasang faksi kepala lepas.






Gambar 4.1
Macam-macam senter





Gambar 4.2
Kondisi senter

2)                   Menyetel kesejajaran senter atau kelurusan sumbu mesin
Garis senter (sumbu mesin) harus sejajar dengan arah gerakan meja. Cara memeriksanya adalah sebagai berikut :
a)                   Memasang kedua senter (gambar 4.3)
b)                   Memasang batang uji (test bar) diantara dua senter
c)                   Memasang jam ukur, dan kakinya ditempatkan pada kepala gerinda
d)                   Menyinggungkan kelas jam ukur pada jam uji dan menyetel jarum ke angka nol
e)                   Menggeser meja, dan mengamati jam ukur. Jika jarum tetap diam pada angka nol berarti meja dalam posisi lurus. Bila jarum menunjukan penyimpangan selama meja bergerak memanjang, maka meja bagian atas, yaitu meja kili-kili (swivel) harus digeser sehingga jarum tidak menunjukan penyimpangan lagi
f)                    Hal-hal yang harus diperhatikan :
Angka skala yang terdapat pada ujung meja kili-kili perlu dicatat, karena beberapa sebab skala tidak menunjuk nol pada posisi meja lurus
Untuk mesin gerinda silindris universal yang mempunyai kepala tetap dengan alas kili-kili dapat disetel dengn cara berikut :
(1)                Menyetel skala pada angka nol
(2)                Menggeser meja dan mengamati jarum jam ukur.
(3)                Menyetel kepala tetap jika jarum masih menyimpang. Ini dapat dilakukan dengan mudah karena alas kepala tetap adalah alas kili-kili (gambar 4.4)






Gambar 4.3
Kedudukan senter






Gambar 4.4
Cara menyetek kepala tetap

Pada mesin gerinda silindris sederhana yang dapat diputarkan hanyalah meja saja. Sedangkan pada mesin gerinda universal mempunyai tiga bagian yaitu : meja, kepala gerinda, dan kepala tetap yang dapat diputar untuk disetel. Terdapat dua macam skala pada ujung meja kili-kili, yaitu skala dalam derajat dan skala dalam harga tangen sudut yang dibuat. Ada kemungkinan skala derajat tidak menunjukan nol tetapi mendekati nol, sedangkan meja telah lurus. Pada mesin gerinda silindris universal, skala pada ujung meja dapat dibuat nol, sedang yang setel adalah kepala lepasnya. Kedua mesin ini dilengkapi denga senter mati sehingga tingkat kepresisian yang dicapai akan lebih tinggi.

3)                   Menyetel kelurusan kepala tetap
Jika kita akan menggerinda bagian dalam (lubang), benda kerja dijepit dahulu pada cekam. Untuk ini perlu diperiksa kelurusannya dengan cara :
a)                   Memasang cekam pada kepala tetap
b)                   Memasang batang uji pada flat cekam (gambar 4.5)
c)                   Memasang jam ukur pada kepala gerinda (gambar 4.5)
d)                   Memajukan kepala gerinda sehingga tuas jam ukur menyentuh batang uji
e)                   Menyetel skala derajat kepala tetap pada angka nol (lihat gambar 4.6)
f)                    Menggeser meja kearah memanjang dan mengamati jarum jam ukur
g)                   Menyetek alas kili-kili pada meja jika jarum masih menyimpang (ihat gambar 4.4 kembali) jika senter kurang baik maka skala pada meja tidak menunjukan pada angka nol










Gambar 4.5
Pemasangan batang uji dan jam ukur

4)                   Memeriksa kesepusatan cekam
Kesepusatan pelat cekam sangat menentukan ketelitian hasil penggerindaaan. Pengikisan oleh gerinda biasanya dibatasi kira-kira 0,1 sampai dengan 0,2 mm. Cara memeriksa kesepusatan adalah :
a)                   Memasang batang uji atau benda yang sudah diasah dengan presisi (gambar 4.7) kemudian mengikatnya dengan kuat pada cekam rahang tiga.
b)                   Memasang jam ukur pada meja. Menyinggungkan tuas jam pada benda uji.
c)                   Memutar pelat cekam satu putaran dan mengamati jarum jam ukur (gambar 4.8). Penyimpangan maksimum kekanan pada bagian yang disentuh tuas ditandai dengan kapur atau spidol, demikian juga pelat cekam pada bagian yang sama.
d)                   Menjauhkan jam ukur dari benda uji.
e)                   Mengendorkan sedikit ketiga baut pada plat cekam
f)                    Catatan : Jika jarum jam ukur tidak pernah diam karena rahang rusak, rahang itu sudah saatnya diganti (diperbaiki).












Gambar 4.6
Menyetel kili-kili kepala tetap











Gambar 4.7
memasang benda yang telah tepat bundar










Gambar 4.8
memeriksa dengan jam ukur

5)                   Memeriksa kepala gerinda
Yang sangat penting diperhatikan pada kepala gerinda adalah kebersihan, ketajaman, dan kebundaran roda gerinda. Roda gerinda yang cacat haus diperbaiki (diasah) dengan intan pengasah. Kedudukan garis sumbu kepala gerinda (terutama mesin gerinda universal) perlu untuk di setel.
Cara memeriksa kebundaran adalah sebagai berikut :
a)                   Menjalankan roda gerinda, kemudian menghentikannya. Kemudian diamati sisi potongnya pada saat hampir berhenti. Jika tidak bundar, maka warrna bekas pengasahan biasanya berbeda.
b)                   Memasang intan pengasah pada kepala lepas atau pada meja (gambar 4.9). Pada waktu pangasahan, roda gerinda diberi cairan pendingin. Sebaiknya dipakai  kacamata pelindung.
c)                   Menghentikan kembali mesin dan mengamati roda gerinda. Bila warnanya telah sama rata berarti roda telah bundar.









Gambar 4.9
cara memasang intan pengasah pada meja
Catatan :
Pengasahan roda gerinda pelu dilakukan lagi apabila :
Roda gerinda belum bundar
Roda belum tajam dan
Sebelum penggerindaan terakhir

6)                   Menyetel roda gerinda lubang
Untuk menggerinda lubang perlu diperiksa kebulatan roda dan kelurusannya serta kelurusan porosnya (gambar 4.10)
Cara memeriksanya adalah sebagai berikut :
a)                   Memasang unit gerinda dalam ;
b)                   Memasang jam ukur pada meja;
c)                   Menyentuhkan tuas keporos roda gerinda kemudian menjalankan meja bolak-balik serta mengamati jarum jam ukur;
d)                   Menyetel kepala gerinda jika jarum menyimpang. Ini hanya untuk mesin gerinda silindris universal karena unit kepala gerindanya mempunyai alas kili-kili (gambar 4.11);
e)                   Mengamati kebulatan roda. Jika tidak bundar harus segera di asah.

Catatan :
Roda gerinda jangan diperiksa menggunakan jam ukur, agar ujung tuasnya tidak menjadi aus. Waktu mengasah roda gerinda dan waktu menggerinda jangan lupa memakai kacamata, karena roda gerinda tidak mempunyai pelindung (gambar 4.12). Tiap mengasah roda gerinda, gunakanlah selalu cairan pendingin agar serbuknya tidak berterbangan karena dapat terhisap waktu bernafas. Ini berarti mengurangi bahaya. Bila putaran gerinda sangat tinggi, maka roda gerinda mudah pecah, mudah terlempar, dan terkena operarator yang dapat berakibat fatal. Periksa dengan teliti keausaan roda gerinda sebelum digunakan, terutama keretakannya agar kecelakaan tidak terjadi..






Gambar 4.10
Cara memeriksa kelurusan gerinda lubang










Gambar 4.11
Cara menyetel kelurusan unit kepala gerinda.

















Gambar 4.12
Roda gerinda dalam tanpa pelindung

7)                   Menentukan putaran roda gerinda
Pada label tiap roda gerinda tertulis putaran roda gerinda yang dianjurkan. Untuk itu sebaiknya putaran roda gerrinda tidak melebihi putaran maksimum.


8)                   Menentukan putaran benda kerja
Seperti halnya membubut, ila kecepatan potong 30 m/meni, jadi putaran benda kerja dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
      V
RPM = ---------- putaran/menit
  3,14 D
 
 




RPM    = rotasi permenit (putaran permenit) benda kerja
V          = kecepatan potong
D          = diameter benda kerja

Untuk penyelesaian yang lebih halus dianjurkan agar putaran benda kerja lebih rendah dari hasil perhitungan. Dan juga, gerakan meja harus lambat.
Kepala tetap mempunyai pasangan puli bertingkat yang berguna untuk mengukur putaran. Gambar 4.13 memeperlihatkan bentuk puli bertingkat yang dapat saling dipindahkan. Pada puli bertingkat, besar putaran  ketiga putaran itu dapat diubah. Besarnya perubahan dapat diperhatikan atau dilihat pada keterangan pasangannya.
Ada dua cara menentukan arah putaran benda kerja :
a)                   Benda kerja dibuat bergesekan dengan roda gerinda pada bidang gesek yang berlawanan geraknya. Atau dengan kata lain, benda kerja dengan roda gerinda mempunyai arah putaran yang sama (lihat gambar 4.14)
b)                   Benda kerja dibuat bergesekan dengan roda gerinda pada bidang gesek yang searah geraknya. Atau dengan kata lain, benda kerja dengan roda gerinda mempunyai arah putaran yang berlawanan (lihat 4.15). Dari dua cara tersebut, cara pertamalah cara paling sesuai untuk penghalusan terakhir.







Gambar 4.13
Pengaturan putaran dengan puli bertingkat






Gambar 4.14
Putaran searah





Gambar 4.15
Putaran berlawanan

c.                    Menyetel kepala tetap dan kepala lepas
Untuk menyetel kepala tetap dan kepala lepas, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a)                   mengatur kepala tetap atau kepala penggerak benda kerja dilakukan dengan cara :
1)                   mengeser gerinda menjauhi meja
2)                   Melepas cekam atau membuka senter kepala tetap, kemudian membersihkan lubang senter;
3)                   Melonggarkan mur atau baut pengikat (penyetelan kili-kili) alas kepala tetap (Gambar 4.16)





Gambar 4.16
Penyetelan kili-kili
b)                   Meluruskan kepala tetap dan kepala lepas secara sederhana dilakukan dengan cara :
1) Membersihkan meja mesin
Memotong kepala lepas mendekati kepala tetap ampai pengukur masuk kelubang tirus kepala ttap, dan pengukur hendaknya berada ditengah lubang tirus.
2)      Mengikat kepala lepas pada meja.
3)      Bila pengukur telah menekan kuat ikatlah mur alas kili-kili

Perhatian :
Mur pengikat kili-kili harus longgar agar alasnya mudah bergarak cara sebagai pelengkap bahasan sebelumnya agar dapat disesuaikan dengan peralatan yang tersedia.






Gambar 4.17
Meluruskan kepala tetap dan kepala lepoas. 

2.                   Memasang Benda Kerja
Ada sebelas hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan benda kerja.Hal-hal tersebut adalah
a) Pemegangan benda kerja antara dua senter
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut
1) Memeriksa Senter-senter
2) Memastikan bahwa kedua senter dalam kondisi baik, dan bentuknya benar.
3)Memeriksa kedua lubang senter pada benda kerja dalam kondisi dan bentuk yang baik.Karena kondisi yang baik dan bersih akan mempengaruhi hasil kerja
b) Pengikatan benda kerja dengan pembawa
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut,
a.      Memilih ukuran pembawa, sedikit lebih besardaripada  benda kerja
b.      Memasang pembawa pada benda kerja dengan bagian benda sedikit menonjol (+_4cm)(gambar 4.18)
c.       Memberi gemuk(pelumas) pada kedua lubang senter benda
d.      Perhatian
e.      Pada pengerjaan akhir, bagian ujung benda sebaiknya dilapisi dengan plat tipis dan lunak agar
f.        tidak rusak oleh tekanan pembawa dan bautnya


c) Pengaturan Jarak Senter
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a.Mengendorkan baut pengikat kepala lepas, juga pena pembawa   pada kepala tetap.
b.Mendorong kepala lepas sampai jarak yang sesuai untuk benda.Menarik tuas agar senter berada pada posisi di belekang ,dan dikunci pada kedudukan ini (gambbar 419)
c.Memegang benda kerja mendatar diantara kedua senter dengan menggunakan tangan kiri.
d.Mendorong kepala lepas dengan tangan kanan mendekati benda kerja sehingga senternya hampir masuk kelubang benda.
e.Mengangkat benda kerja atau memindahkannya ke tempat lain
f.Mengunci kepala lepas pada tempat atau kedudukan setelah mengangkat benda kerja

Catatan
Cara lain untuk mengatur jarak senter adalah dengan mengukur panjang benda kerja, jarak ini dipakai sebagai pataokan untuk mengatur jarak senter.Terutama untuk benda kerja yang besar dan berat hal ini sangat menguntungkan dan aman, apalagi jika tidak tersedia alat pengangkat.






Gambar 4.18 Memasang Pembawa







Gambar 4.19 Mengatur kedudukan senter

d)Pemasangan dan Pengikatan benda kerja

Setelah jarak senter diatur, sekarang kita akan memasang benda kerja diantara kedua senter. Caranya adalah sebagai berikut :
a.      Menarik tuas agar faksi pada kepala lepas tertarik masuk kedalam pengantarnya (badan kepala lepas).  Pada kedudukan ini kemudian di kunci.
b.      Memegang benda kerja mendatar setinggi senter kemudian memasukannya keujung senter kepala tetap.
c.       Membuka kunci paksi kepala lepas. Memasukan senter perlahan-lahan keubang benda, sampai terasa menekan dengan cukup kuat (Gambar 4.20).
d.      Memeriksa dan memastikan bahwa bend kerja dapat berputar bebas diantara kedua senter tetapi tidak terasa adanya kelonggaran.







Gambar 4.20
Memasang benda kerja
e)Pengaturan kembali pembawa

Hal-hal yang perlu dilakukan :
a.      Memasukan pena pembawa diantara celah kaki pembawa, dan membiarkan ujung pena sedikit menonjol.
b.      Mengikat benda kerja dengan baut pengikat yang terdapat pada pembawa (lihat Gambar 4.18) ikatan benda kerja harus cukup kuat.

Caatatan :
Sebelum mulai bekerja agar diperiksa kembali ikatan enda kerja pada kepala lepas. Jika ikatan longgar benda kerja tidak akan berputar dengan baik bila terjadi gesekan dengan gerinda. Juga kesalahan mengikat dapat berakibat benda kerja tidak tepat berada pada senter sehingga gerakannya tidak sepusat.

f)Pemasangan mandrel diantara kedua senter

Mandrel yang merupakan sebuah poros dengan ketirusan yang sangat kecil biasanya digunakan untuk memegang benda kerja pendek dan berlubang yang seluruh permukaan luarnya akan digerinda .Ada tiga langkah yang perlu dilakukan pada pemasangan mandrel.
a.Memilih mandrel/poros bantu ,(lihat Gambar 4.21).Pemilihan ini dapat dilakukan dengan cara :
1.      mengukur lubang benda kerja;
2.      memilih ukuran poros tirus yang sesuai.Dapat juga dilakukan dengan mencoba memasangkan benda kerja.

b.Memeriksa kesepusatan mandrel/poros tirus
Salah satu sebab tidak sepusatnya hasil penggerindaan adalah mandrel yang tidak sepusat.Pemeriksaan mandrel dilakukan sebagai berikut:
1)membersihkan lubang senter pada kedua ujung mandrel dan melumasinya;
2)memasang mandrel diantara kedua senter mesin ;
3)memasang jam ukur pada meja, kemudian menyentuhkan tuasnya pada mandrel;
4)memutar mandrel dengan tangan, dan mengamati jam ukur.Bila jarum menyimpangberarti mandrel tidak dapat digunakan karena tidak sepusat



Mandrel (poros bantu)






Gambar 4.21 Memeriksa kesepusatan poros bantu (mandrel)

c.       Memasang benda kerja pada mandrel dilakukan dengan cara:
1.      membersihkan mandrel sampai kering dan melumasi lubangnya saja ;
2.      memegang benda kerja dengan tangan kemudian memasukan mandrel pada benda kerja,dan didorong sambil diputar serta ditekan dengan press tangan sehingga mengikat kuat.
Perhatian
Untuk mengeraskan pengikatnya sebaiknya tidak dipukul. Karenaakibat dari pukulan yang kuat, maka pada pengikatan dapat terjadi hal-hal sbb:
-benda kerja akan mengembang sehingga pengikisan menjadi lebih banyak.Maka benda kerja akan lebih kecil dari pada ukuran sebenarnya;
-Bila terlalu longgar benda akan berputar diatas mandrel akibatnya tidak bulat.

d.      Memasang benda dan mandrel di antara kedua senter dapat dilakukan dengan cara:
1.      membersihkan kedua lubang senter pada mandrel;
2.      memasang mandrel diantara kedua senter ,
3.      menyetel pembawa dan mengikat benda dengan kuat ;
4.      memeriksa kebebasan berputar dengan mengatur tekanan pegas (Gambar 4.22)



Gambar 4.22 Memasang benda dan mandrel diantara kedua senter

g)Pemasangan kaca mata untuk menopang benda kerja
Benda kerja yang panjang akan cenderung melentur waktu digerinda. Untuk mencegahnya digunakan kaca mata.Caranya adalah sebagai berikut.
a.      Menentukan jumlah kaca mata yang akan dipakai , mungkin lebih dari satu buah.
b.      Memasang benda kerja diantara kedua senter .
c.       Memberi tanda dimana kaca mata akan dipasang.
d.      Membersihkan meja dan kedua sepatu pada penopang kaca mata yang diikat pada meja (Gambar 4.23)








Gambar 4.23 Memasang kaca mata

h)Penyetelan kaca mata pada benda kerja
Untuk menyetel kaca mata pada benda kerja dilakukan hal-hal sebagai berikut.
a.      Menggeser meja sehingga kaca mata tepat berhadapan dengan roda gerinda (Gambar 4.24)
b.      Menjalankan roda gerinda. Memajukannya, sehinga menyinggung benda kerja dan sedikit mengasah. Roda gerinda dalam hal ini harus bundar.
c.       Menaikan sepatu penopang sebelah bawah sehinga menyentuh bagian bundar. Memutar roda yang bererigi dilakukan dengan tangan saja agar dapat dirsakan kuatnya penekanan,
d.      Dilakukan pula untuk sepatu mendatar dengan cara yang sama,
e.      Mengunci sepatu pada kedudukan ini (Gambar 4.25).

Perhatian
Pengaruh kesalahan mengatur sepatu dapat berakibat
Benda akan mengecil bila tekanan sepatu ke arah gerinda terlalu kecil,
Benda akan membesar bila tekanan sepatu bwah lebih besar karena benda terangkat, sepatu perlu disetel kembali bila benda mulai mengecil karena di asah

Catatan
Kaca mata dengan sepatu penopang ini digunakan untuk penggerindaan bagian luar pada benda kerja yang panjang. Pengaturan perlu dilakukan dengan hati-hati. Sebaiknya tidak menggunakan atau kunci untuk memutar pengunci








Gambar 4.24 Menyetel kaca mata








Gambar 4.25 Menyetel sepatu kaca mata
i)penjempitan benda kerja dengan cekam dan penopangan kepala lepas

Untuk memasang benda kerja diantara cekam dan kepla lepas perlu dperhatikan ha berikut.
a.      Menjempit sependek mungkin benda kerja pada cekam dan menopang dengan senter kepala lepas (Gambar 4.26)
b.      Menguatkan pengikatan pengikatan cekam
c.       Memeriksa pelumasan lubang senter sebelum pengikatan dikeraskan. Memeriksa kebebasan berputar benda pada senter. Tekanan senter sebaiknya tidak terlalu besar.
d.      Memeriksa kesepusatan benda kerja dengan menggunakan jam ukur

j) Penggunaan penopang denagn kacamata yang mempunyai tiga sepatu





Gambar 4.26 Penjepitan dengan cekam berahang tiga dan senter

No comments:

Post a Comment