CARA MENGGERINDA DENGAN MESIN GERINDA SILINDER
1.
Cara
memeriksa dan mempersiapkan mesin
a.
Petunjuk
umum
Pemeriksaan mesin sangat penting
dilakukan. Hal-hal yang dilakukan dalam periksaan ini dalah memeriksa kondisi
mesin dan kelengkapan peralatan. Urutan pemeriksaan ysng perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
1)
Mempelajari
dengan baik buku petunjuk penggunan mesin. Sebaiknya jangan menjalankan mesin
kalo kita tidak memahami cara pengoperasiannya.
2)
Memeriksa
semua tuas penggerak otomatis dan di usahakan selalu dalam kedudukan netral
sebelum kita menghidupkan mesin. Begitu juga bila kita akan meninggalkan mesin,
sesudah bekerja tuas-tuas harus berada dalam keadaan netral. Bila mesin
langsung dijalankan sebelum diperiksa, kemungkinan meja akan bergerak begitu
tombol ditekan. Akibatnya dapat terjadi benturan antara sesama bagian mesin
sehingga menimbulkan kerusakan. Jika kerusakan yang terjadi sangat fatal, mesin
tak dapat digunakan lagi atau sekurang-kurangnya untuk beberapa waktu selama
perbaikan (penggantian) dengan yang baru. Tindakan ini merupakan pencegahan
terhadap kerusakan.
3)
Memeriksa
minyak pelumas dan melumasinya lebih dahulu. Periksa ketinggian minyak pelumas
melalui kaca penduga. Bila permukaan minyak pelumas berada dibawah tingi
minimum, maka harus ditambah mencapai batas tinggi yang diperlukan. Bila minyak
pelumas telah kotor atau menjadi encer, sebaiknya diganti dengan yang baru. Lihat
buku petunjuk mengenai jenis minyak pelumas yang dianjurkan oleh pabrik pembuat
mesin ini. Bila minyak pelumas itu tidak tersedia dipasaran, dapat dicari
kesamannya menurut daftar minyak pelumas.
4)
Menjalankan
roda gerinda selama kurang lebih 10 menit agar terjadi kenaikan suhu pada unit
kepala gerinda sampai mencapai suhu kerja normal. Pada suhu ini kepala gerinda
akan memuai sehinga toleransi porosnya mencapai toleransi yang tepat. Sebelum
dijalankan, supaya diperiksa dulu kondisi roda gerinda. Yang perlu diperhatikan
adalah kebulatan dan ketajaman roda gerinda. Bila perlu diasah dahulu dengan
intan bila kondosinya tidak memenuhi syarat. Sebaiknya menggunakan cairan
pendingin waktu mengasah agar serbuk gerinda ikut terbawa cairan sehingga mudah
terhisap oleh operator waktu bernafas, atau berterbangan mengenai muka dan
mata. Gunakan kaca mata waktu mengasah atau membersihkan roda gerinda. Hentikan
roda gerinda dan amati sisi potongnya pada saat mesin gerinda hampir berhenti.
Bila kelihatan masih belum merata warnanya (kelihatan masih belang-belang)
berarti roda gerinda belum bundar sehingga perlu mengulang pengasahan kembali
roda gerinda agar roda gerinda tetap bundar dan bersih serta tajam.
5)
Untuk
penyelesaian terakhir, roda gerinda harus diasah kembali agar diperoleh hasil
penggerindaan yang sangat halus permukaannya.
6)
Menghentikan
mesin dengan menggunkaan tombol darurat (emergency stop). Hal ini dilakukan
untuk mengecek ketepatan kerja tombol ini
7)
Memeriksa
kedua center mesin terutama bagian ujung yang menopang benda kerja.
8)
Memeriksa
alat-alat bantu yang diperlukan
9)
Memeriksa
mesin apakah gerakan meja dan lainnya berlangsung mulus sebelum memasang benda
kerja.
b.
Penyetelan
Peralatan
Sebelum memasang benda kera perlu
diperiksa alat atau peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan yaitu :
1)
Memeriksa
senter mesin
Ada dua macam senter mesin, yaitu
senter penuh dan senter setengah (gambar 4.1). Senter setengah dipasang pada
kepala lepas. Bagian coakan atau lekukannya menghadap roda gerinda. Gambar 4.2
memperlihatkan keadaan keadaaan senter yang baik dan yang rusak. Bagian badan
yang tirus harus dibersihkan sebelum dipasang faksi kepala lepas.
Gambar 4.1
Macam-macam senter
Gambar 4.2
Kondisi senter
2)
Menyetel
kesejajaran senter atau kelurusan sumbu mesin
Garis senter (sumbu mesin) harus
sejajar dengan arah gerakan meja. Cara memeriksanya adalah sebagai berikut :
a)
Memasang
kedua senter (gambar 4.3)
b)
Memasang
batang uji (test bar) diantara dua senter
c)
Memasang
jam ukur, dan kakinya ditempatkan pada kepala gerinda
d)
Menyinggungkan
kelas jam ukur pada jam uji dan menyetel jarum ke angka nol
e)
Menggeser
meja, dan mengamati jam ukur. Jika jarum tetap diam pada angka nol berarti meja
dalam posisi lurus. Bila jarum menunjukan penyimpangan selama meja bergerak
memanjang, maka meja bagian atas, yaitu meja kili-kili (swivel) harus digeser
sehingga jarum tidak menunjukan penyimpangan lagi
f)
Hal-hal
yang harus diperhatikan :
Angka skala yang terdapat pada ujung
meja kili-kili perlu dicatat, karena beberapa sebab skala tidak menunjuk nol
pada posisi meja lurus
Untuk mesin gerinda silindris
universal yang mempunyai kepala tetap dengan alas kili-kili dapat disetel dengn
cara berikut :
(1)
Menyetel
skala pada angka nol
(2)
Menggeser
meja dan mengamati jarum jam ukur.
(3)
Menyetel
kepala tetap jika jarum masih menyimpang. Ini dapat dilakukan dengan mudah
karena alas kepala tetap adalah alas kili-kili (gambar 4.4)
Gambar 4.3
Kedudukan senter
Gambar 4.4
Cara menyetek kepala tetap
Pada mesin gerinda silindris
sederhana yang dapat diputarkan hanyalah meja saja. Sedangkan pada mesin
gerinda universal mempunyai tiga bagian yaitu : meja, kepala gerinda, dan
kepala tetap yang dapat diputar untuk disetel. Terdapat dua macam skala pada
ujung meja kili-kili, yaitu skala dalam derajat dan skala dalam harga tangen
sudut yang dibuat. Ada kemungkinan skala derajat tidak menunjukan nol tetapi
mendekati nol, sedangkan meja telah lurus. Pada mesin gerinda silindris
universal, skala pada ujung meja dapat dibuat nol, sedang yang setel adalah
kepala lepasnya. Kedua mesin ini dilengkapi denga senter mati sehingga tingkat
kepresisian yang dicapai akan lebih tinggi.
3)
Menyetel
kelurusan kepala tetap
Jika kita akan menggerinda bagian
dalam (lubang), benda kerja dijepit dahulu pada cekam. Untuk ini perlu
diperiksa kelurusannya dengan cara :
a)
Memasang
cekam pada kepala tetap
b)
Memasang
batang uji pada flat cekam (gambar 4.5)
c)
Memasang
jam ukur pada kepala gerinda (gambar 4.5)
d)
Memajukan
kepala gerinda sehingga tuas jam ukur menyentuh batang uji
e)
Menyetel
skala derajat kepala tetap pada angka nol (lihat gambar 4.6)
f)
Menggeser
meja kearah memanjang dan mengamati jarum jam ukur
g)
Menyetek
alas kili-kili pada meja jika jarum masih menyimpang (ihat gambar 4.4 kembali)
jika senter kurang baik maka skala pada meja tidak menunjukan pada angka nol
Gambar 4.5
Pemasangan batang uji dan jam ukur
4)
Memeriksa
kesepusatan cekam
Kesepusatan pelat cekam sangat
menentukan ketelitian hasil penggerindaaan. Pengikisan oleh gerinda biasanya
dibatasi kira-kira 0,1 sampai dengan 0,2 mm. Cara memeriksa kesepusatan adalah
:
a)
Memasang
batang uji atau benda yang sudah diasah dengan presisi (gambar 4.7) kemudian
mengikatnya dengan kuat pada cekam rahang tiga.
b)
Memasang
jam ukur pada meja. Menyinggungkan tuas jam pada benda uji.
c)
Memutar
pelat cekam satu putaran dan mengamati jarum jam ukur (gambar 4.8).
Penyimpangan maksimum kekanan pada bagian yang disentuh tuas ditandai dengan
kapur atau spidol, demikian juga pelat cekam pada bagian yang sama.
d)
Menjauhkan
jam ukur dari benda uji.
e)
Mengendorkan
sedikit ketiga baut pada plat cekam
f)
Catatan
: Jika jarum jam ukur tidak pernah diam karena rahang rusak, rahang itu sudah
saatnya diganti (diperbaiki).
Gambar 4.6
Menyetel kili-kili kepala tetap
Gambar 4.7
memasang benda yang telah tepat
bundar
Gambar 4.8
memeriksa dengan jam ukur
5)
Memeriksa
kepala gerinda
Yang sangat penting diperhatikan
pada kepala gerinda adalah kebersihan, ketajaman, dan kebundaran roda gerinda.
Roda gerinda yang cacat haus diperbaiki (diasah) dengan intan pengasah.
Kedudukan garis sumbu kepala gerinda (terutama mesin gerinda universal) perlu
untuk di setel.
Cara memeriksa kebundaran adalah
sebagai berikut :
a)
Menjalankan
roda gerinda, kemudian menghentikannya. Kemudian diamati sisi potongnya pada
saat hampir berhenti. Jika tidak bundar, maka warrna bekas pengasahan biasanya
berbeda.
b)
Memasang
intan pengasah pada kepala lepas atau pada meja (gambar 4.9). Pada waktu
pangasahan, roda gerinda diberi cairan pendingin. Sebaiknya dipakai kacamata pelindung.
c)
Menghentikan
kembali mesin dan mengamati roda gerinda. Bila warnanya telah sama rata berarti
roda telah bundar.
Gambar 4.9
cara memasang intan pengasah pada
meja
Catatan
:
Pengasahan
roda gerinda pelu dilakukan lagi apabila :
Roda
gerinda belum bundar
Roda
belum tajam dan
Sebelum
penggerindaan terakhir
6)
Menyetel
roda gerinda lubang
Untuk menggerinda lubang perlu
diperiksa kebulatan roda dan kelurusannya serta kelurusan porosnya (gambar
4.10)
Cara memeriksanya adalah sebagai
berikut :
a)
Memasang
unit gerinda dalam ;
b)
Memasang
jam ukur pada meja;
c)
Menyentuhkan
tuas keporos roda gerinda kemudian menjalankan meja bolak-balik serta mengamati
jarum jam ukur;
d)
Menyetel
kepala gerinda jika jarum menyimpang. Ini hanya untuk mesin gerinda silindris
universal karena unit kepala gerindanya mempunyai alas kili-kili (gambar 4.11);
e)
Mengamati
kebulatan roda. Jika tidak bundar harus segera di asah.
Catatan
:
Roda
gerinda jangan diperiksa menggunakan jam ukur, agar ujung tuasnya tidak menjadi
aus. Waktu mengasah roda gerinda dan waktu menggerinda jangan lupa memakai
kacamata, karena roda gerinda tidak mempunyai pelindung (gambar 4.12). Tiap
mengasah roda gerinda, gunakanlah selalu cairan pendingin agar serbuknya tidak
berterbangan karena dapat terhisap waktu bernafas. Ini berarti mengurangi
bahaya. Bila putaran gerinda sangat tinggi, maka roda gerinda mudah pecah,
mudah terlempar, dan terkena operarator yang dapat berakibat fatal. Periksa
dengan teliti keausaan roda gerinda sebelum digunakan, terutama keretakannya
agar kecelakaan tidak terjadi..
Gambar 4.10
Cara memeriksa kelurusan gerinda
lubang
Gambar 4.11
Cara menyetel kelurusan unit kepala
gerinda.
Gambar 4.12
Roda gerinda dalam tanpa pelindung
7)
Menentukan
putaran roda gerinda
Pada label tiap roda gerinda
tertulis putaran roda gerinda yang dianjurkan. Untuk itu sebaiknya putaran roda
gerrinda tidak melebihi putaran maksimum.
8)
Menentukan
putaran benda kerja
Seperti halnya membubut, ila
kecepatan potong 30 m/meni, jadi putaran benda kerja dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus :
|
RPM
= rotasi permenit (putaran permenit)
benda kerja
V
= kecepatan potong
D
= diameter benda kerja
Untuk penyelesaian yang lebih halus
dianjurkan agar putaran benda kerja lebih rendah dari hasil perhitungan. Dan
juga, gerakan meja harus lambat.
Kepala tetap mempunyai pasangan puli
bertingkat yang berguna untuk mengukur putaran. Gambar 4.13 memeperlihatkan
bentuk puli bertingkat yang dapat saling dipindahkan. Pada puli bertingkat,
besar putaran ketiga putaran itu dapat
diubah. Besarnya perubahan dapat diperhatikan atau dilihat pada keterangan
pasangannya.
Ada dua cara menentukan arah putaran
benda kerja :
a)
Benda
kerja dibuat bergesekan dengan roda gerinda pada bidang gesek yang berlawanan
geraknya. Atau dengan kata lain, benda kerja dengan roda gerinda mempunyai arah
putaran yang sama (lihat gambar 4.14)
b)
Benda
kerja dibuat bergesekan dengan roda gerinda pada bidang gesek yang searah
geraknya. Atau dengan kata lain, benda kerja dengan roda gerinda mempunyai arah
putaran yang berlawanan (lihat 4.15). Dari dua cara tersebut, cara pertamalah
cara paling sesuai untuk penghalusan terakhir.
Gambar 4.13
Pengaturan putaran dengan puli
bertingkat
Gambar 4.14
Putaran searah
Gambar 4.15
Putaran berlawanan
c.
Menyetel
kepala tetap dan kepala lepas
Untuk menyetel kepala tetap dan
kepala lepas, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a)
mengatur
kepala tetap atau kepala penggerak benda kerja dilakukan dengan cara :
1)
mengeser
gerinda menjauhi meja
2)
Melepas
cekam atau membuka senter kepala tetap, kemudian membersihkan lubang senter;
3)
Melonggarkan
mur atau baut pengikat (penyetelan kili-kili) alas kepala tetap (Gambar 4.16)
Gambar 4.16
Penyetelan kili-kili
b)
Meluruskan
kepala tetap dan kepala lepas secara sederhana dilakukan dengan cara :
1) Membersihkan meja mesin
Memotong kepala lepas
mendekati kepala tetap ampai pengukur masuk kelubang tirus kepala ttap, dan
pengukur hendaknya berada ditengah lubang tirus.
2) Mengikat kepala lepas pada meja.
3) Bila pengukur telah menekan kuat
ikatlah mur alas kili-kili
Perhatian :
Mur pengikat kili-kili harus longgar
agar alasnya mudah bergarak cara sebagai pelengkap bahasan sebelumnya agar
dapat disesuaikan dengan peralatan yang tersedia.
Gambar 4.17
Meluruskan kepala tetap dan kepala
lepoas.
2.
Memasang
Benda Kerja
Ada sebelas hal yang perlu
diperhatikan dalam pemasangan benda kerja.Hal-hal tersebut adalah
a) Pemegangan benda kerja antara dua
senter
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut
1) Memeriksa Senter-senter
2) Memastikan bahwa kedua senter
dalam kondisi baik, dan bentuknya benar.
3)Memeriksa kedua lubang senter pada
benda kerja dalam kondisi dan bentuk yang baik.Karena kondisi yang baik dan
bersih akan mempengaruhi hasil kerja
b) Pengikatan benda kerja dengan
pembawa
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut,
a. Memilih ukuran pembawa, sedikit
lebih besardaripada benda kerja
b. Memasang pembawa pada benda kerja
dengan bagian benda sedikit menonjol (+_4cm)(gambar 4.18)
c. Memberi gemuk(pelumas) pada kedua
lubang senter benda
d. Perhatian
e. Pada pengerjaan akhir, bagian ujung
benda sebaiknya dilapisi dengan plat tipis dan lunak agar
f.
tidak
rusak oleh tekanan pembawa dan bautnya
c) Pengaturan Jarak Senter
Hal-hal yang perlu dilakukan adalah
sebagai berikut:
a.Mengendorkan baut pengikat kepala
lepas, juga pena pembawa pada kepala
tetap.
b.Mendorong kepala lepas sampai
jarak yang sesuai untuk benda.Menarik tuas agar senter berada pada posisi di
belekang ,dan dikunci pada kedudukan ini (gambbar 419)
c.Memegang benda kerja mendatar
diantara kedua senter dengan menggunakan tangan kiri.
d.Mendorong kepala lepas dengan
tangan kanan mendekati benda kerja sehingga senternya hampir masuk kelubang
benda.
e.Mengangkat benda kerja atau
memindahkannya ke tempat lain
f.Mengunci kepala lepas pada tempat
atau kedudukan setelah mengangkat benda kerja
Catatan
Cara lain untuk mengatur jarak
senter adalah dengan mengukur panjang benda kerja, jarak ini dipakai sebagai
pataokan untuk mengatur jarak senter.Terutama untuk benda kerja yang besar dan
berat hal ini sangat menguntungkan dan aman, apalagi jika tidak tersedia alat
pengangkat.
Gambar 4.18 Memasang Pembawa
Gambar 4.19 Mengatur kedudukan
senter
d)Pemasangan dan Pengikatan benda
kerja
Setelah jarak senter diatur,
sekarang kita akan memasang benda kerja diantara kedua senter. Caranya adalah
sebagai berikut :
a. Menarik tuas agar faksi pada kepala
lepas tertarik masuk kedalam pengantarnya (badan kepala lepas). Pada kedudukan ini kemudian di kunci.
b. Memegang benda kerja mendatar setinggi
senter kemudian memasukannya keujung senter kepala tetap.
c. Membuka kunci paksi kepala lepas.
Memasukan senter perlahan-lahan keubang benda, sampai terasa menekan dengan
cukup kuat (Gambar 4.20).
d. Memeriksa dan memastikan bahwa bend
kerja dapat berputar bebas diantara kedua senter tetapi tidak terasa adanya
kelonggaran.
Gambar 4.20
Memasang benda kerja
e)Pengaturan kembali pembawa
Hal-hal yang perlu dilakukan :
a. Memasukan pena pembawa diantara
celah kaki pembawa, dan membiarkan ujung pena sedikit menonjol.
b. Mengikat benda kerja dengan baut
pengikat yang terdapat pada pembawa (lihat Gambar 4.18) ikatan benda kerja
harus cukup kuat.
Caatatan :
Sebelum mulai bekerja agar diperiksa
kembali ikatan enda kerja pada kepala lepas. Jika ikatan longgar benda kerja
tidak akan berputar dengan baik bila terjadi gesekan dengan gerinda. Juga
kesalahan mengikat dapat berakibat benda kerja tidak tepat berada pada senter
sehingga gerakannya tidak sepusat.
f)Pemasangan mandrel diantara kedua
senter
Mandrel yang merupakan sebuah poros
dengan ketirusan yang sangat kecil biasanya digunakan untuk memegang benda
kerja pendek dan berlubang yang seluruh permukaan luarnya akan digerinda .Ada
tiga langkah yang perlu dilakukan pada pemasangan mandrel.
a.Memilih mandrel/poros bantu
,(lihat Gambar 4.21).Pemilihan ini dapat dilakukan dengan cara :
1. mengukur lubang benda kerja;
2. memilih ukuran poros tirus yang
sesuai.Dapat juga dilakukan dengan mencoba memasangkan benda kerja.
b.Memeriksa kesepusatan
mandrel/poros tirus
Salah satu sebab tidak sepusatnya
hasil penggerindaan adalah mandrel yang tidak sepusat.Pemeriksaan mandrel
dilakukan sebagai berikut:
1)membersihkan lubang senter pada
kedua ujung mandrel dan melumasinya;
2)memasang mandrel diantara kedua
senter mesin ;
3)memasang jam ukur pada meja,
kemudian menyentuhkan tuasnya pada mandrel;
4)memutar mandrel dengan tangan, dan
mengamati jam ukur.Bila jarum menyimpangberarti mandrel tidak dapat digunakan
karena tidak sepusat
Mandrel (poros bantu)
Gambar 4.21 Memeriksa kesepusatan
poros bantu (mandrel)
c. Memasang benda kerja pada mandrel
dilakukan dengan cara:
1. membersihkan mandrel sampai kering
dan melumasi lubangnya saja ;
2. memegang benda kerja dengan tangan
kemudian memasukan mandrel pada benda kerja,dan didorong sambil diputar serta
ditekan dengan press tangan sehingga mengikat kuat.
Perhatian
Untuk mengeraskan pengikatnya
sebaiknya tidak dipukul. Karenaakibat dari pukulan yang kuat, maka pada
pengikatan dapat terjadi hal-hal sbb:
-benda kerja akan mengembang
sehingga pengikisan menjadi lebih banyak.Maka benda kerja akan lebih kecil dari
pada ukuran sebenarnya;
-Bila terlalu longgar benda akan
berputar diatas mandrel akibatnya tidak bulat.
d. Memasang benda dan mandrel di antara
kedua senter dapat dilakukan dengan cara:
1. membersihkan kedua lubang senter
pada mandrel;
2. memasang mandrel diantara kedua
senter ,
3. menyetel pembawa dan mengikat benda
dengan kuat ;
4. memeriksa kebebasan berputar dengan
mengatur tekanan pegas (Gambar 4.22)
Gambar 4.22 Memasang benda dan
mandrel diantara kedua senter
g)Pemasangan kaca mata untuk
menopang benda kerja
Benda kerja yang panjang akan
cenderung melentur waktu digerinda. Untuk mencegahnya digunakan kaca
mata.Caranya adalah sebagai berikut.
a. Menentukan jumlah kaca mata yang
akan dipakai , mungkin lebih dari satu buah.
b. Memasang benda kerja diantara kedua
senter .
c. Memberi tanda dimana kaca mata akan
dipasang.
d. Membersihkan meja dan kedua sepatu
pada penopang kaca mata yang diikat pada meja (Gambar 4.23)
Gambar 4.23 Memasang kaca mata
h)Penyetelan kaca mata pada benda
kerja
Untuk menyetel kaca mata pada benda
kerja dilakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Menggeser meja sehingga kaca mata
tepat berhadapan dengan roda gerinda (Gambar 4.24)
b. Menjalankan roda gerinda.
Memajukannya, sehinga menyinggung benda kerja dan sedikit mengasah. Roda
gerinda dalam hal ini harus bundar.
c. Menaikan sepatu penopang sebelah
bawah sehinga menyentuh bagian bundar. Memutar roda yang bererigi dilakukan
dengan tangan saja agar dapat dirsakan kuatnya penekanan,
d. Dilakukan pula untuk sepatu mendatar
dengan cara yang sama,
e. Mengunci sepatu pada kedudukan ini
(Gambar 4.25).
Perhatian
Pengaruh kesalahan mengatur sepatu
dapat berakibat
Benda akan mengecil bila tekanan
sepatu ke arah gerinda terlalu kecil,
Benda akan membesar bila tekanan
sepatu bwah lebih besar karena benda terangkat, sepatu perlu disetel kembali
bila benda mulai mengecil karena di asah
Catatan
Kaca mata dengan sepatu penopang ini
digunakan untuk penggerindaan bagian luar pada benda kerja yang panjang.
Pengaturan perlu dilakukan dengan hati-hati. Sebaiknya tidak menggunakan atau
kunci untuk memutar pengunci
Gambar 4.24 Menyetel kaca mata
Gambar 4.25 Menyetel sepatu kaca
mata
i)penjempitan benda kerja dengan
cekam dan penopangan kepala lepas
Untuk memasang benda kerja diantara
cekam dan kepla lepas perlu dperhatikan ha berikut.
a. Menjempit sependek mungkin benda
kerja pada cekam dan menopang dengan senter kepala lepas (Gambar 4.26)
b. Menguatkan pengikatan pengikatan
cekam
c. Memeriksa pelumasan lubang senter
sebelum pengikatan dikeraskan. Memeriksa kebebasan berputar benda pada senter.
Tekanan senter sebaiknya tidak terlalu besar.
d. Memeriksa kesepusatan benda kerja
dengan menggunakan jam ukur
j) Penggunaan penopang denagn
kacamata yang mempunyai tiga sepatu
Gambar 4.26 Penjepitan dengan cekam
berahang tiga dan senter
No comments:
Post a Comment